Langsung ke konten utama

Bermain di Era Covid-19


Sejak bulan Maret tahun ini, praktis keluarga kami lebih banyak berkegiatan di dalam rumah; bermain pun tidak terkecuali. Dua minggu setelah keluar surat edaran untuk bersekolah dari rumah, anak sama sekali tidak saya ijinkan keluar, pun sekarang, tidak setiap hari si anak saya bolehkan main di luar. Sebenarnya saya kasihan melihat anak banyak di dalam rumah. Naturnya anak kan bermain, dan saya anak '90an yang kenyang beraktivitas di luar ruangan. Saya pengen anak juga dapat pengalaman seperti itu.

Masalahnya, anak-anak tetangga jarang sekali dibekali masker saat bermain. Dalam hampir setiap kesempatan, anak saya seringnya adalah satu-satunya yang memakai masker. Padahal saya sudah bagi-bagi masker anak ke tetangga supaya dipakai waktu main. Saya akui, memakai masker sambil berkegiatan terasa kurang nyaman, apalagi untuk anak-anak yang aktif berlari sana-sini. Kebanyakan tetangga saya menerima begitu saja saat anaknya bilang engap atau gerah saat dipakaikan masker dan akhirnya dilepas main without wearing one.

Akhirnya saya putuskan memberi jeda hari untuk anak bermain di luar. Konsekuensinya adalah meluangkan waktu lebih banyak lagi untuk menemani dia bermain. Untungnya sekarang banyak sumber inspirasi bermain sambil belajar. Tumpukan "harta karun" barang bekas saya jadi bisa terpakai. Berikut beberapa di antaranya :

1. Parutan Kelapa




        Sebelum dipakai main, parutannya dipakai untuk scrub saya dan anak dulu. Setelahnya         baru dipakai main dan terakhir dipakai ngepel lantai,hehe...

2. Kardus Bekas


*maaf lupa ngedit kakinya😅

3. Tenda-tendaan Pakai Seprai


4. Koran Bekas


5. Beras



Masa ini adalah masa yang sulit, bahkan untuk anak-anak. Semoga kita semua bisa melewati ini dengan baik, Amin.


Komentar

  1. seru juga permainannya.. buat inspirasi kegiatan di rumah .. :-)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mbak, kalo dapet yang disenengin bisa lama mainnya. Jadi lupa ma screen time😁😁

      Hapus
  2. Balasan
    1. Hasil tiru-tiru dari berselancar online Mbak😆😆

      Hapus
  3. Balasan
    1. Bener Mbak, lumayan buat curi2 waktu ngerjain yg lain sementara si anak lagi asik main😊

      Hapus
  4. Infirasi buat si kecil kami,terimakasih idenya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama-sama Bu, ini juga hasil ngintip Instagram🤭🤭

      Hapus
  5. Wow seru juga permainannya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mbak Ira, kl lagi lowong nyenengin ni main beginian☺️

      Hapus
  6. Kreatif. Percaya dhe...ktk ortu bayar harga dlm menstimulasi anak...ke depan akan jadi anak yg cerdas. Apalagi ditambah dgn mengajarkan karakter. Komplit....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mbak D, rasanya sayang kalo waktu ini terlewatkan. Ga bisa diulang lagi kann..

      Hapus
  7. Duduk di rumah tidak akan pernah mematikan kreativitas.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul Kak Irai, situasi ini memberi kesempatan untuk saya kembali fokus☺️

      Hapus
  8. Luarrrr biasaaaaa mba zelly. Keinginan berkreasi seperti ini hanya berhenti di save on pinterest 😂😂😂🤭 kagum banget sama kreatifitas nya

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Baca Buku Sambil Main Game

Sejak masih single, saya udah bertekad akan menyediakan banyak buku untuk anak Saya kelak. Padahal saat itu saya bulat hati untuk tidak punya anak bahkan setelah menikah😅😅 Tapi kalo sampe punya anak, harus dikasi banyak buku. Pengalaman masa kecil saya ya g susah dapat bahan bacaan bikin niat ini ga bisa ditawar-tawar. Suatu hari sepulang sekolah minggu, kami mampir di perpustakaan gereja. Menyusuri deretan rak, pandangan saya menangkap sebuah buku dengan ilustrasi menarik.  Sebuah buku hardcover dengan gambar jerapah yang menarik disampulnya.  Buku ini berbahasa Inggris, jadi saya pikir ini akan bagus untuk melatih anak saya. Ilustrasi didalamnya sangat menarik. Didominasi warna-warna bersemangat seperti kuning dan hijau yang bersanding harmonis dengan earth tone colors. Proporsi gambar dan tulisannya sangat baik menurut saya. Penempatan ilustrasi dan teks sangat memanjakan mata.  Agar lebih hidup, kita bisa menggunakan suara yang berbeda saat membaca dialog hewan sesuai karakternya

Make it Pozeeble

Untuk waktu yang cukup lama, saya berhenti berdoa. Saya tidak lagi merasakan kekuatan doa. Beberapa tahun sebelumnya, sebagian besar doa saya hanya berisi tangis. Di akhir tangis, sedikit demi sedikit fondasi keyakinan saya terhadap doa pun terkikis. Sampai akhirnya saya kembali menemukan "Si Rahasia". "Si Rahasia" ini ramai diperbincangkan di awal masa kuliah saya. Saya sampai meminjam bukunya dari teman. Saat itu harga bukunya seperlima jatah uang bulanan saya🤭🤭. Pikir saya konsepnya tidak rumit. Namun ternyata sulit untuk saya praktekkan. Dari luar, saya adalah pribadi yang tenang. Di dalamnya, pikiran saya berkecamuk. Si isi buku tak kunjung mengejawantah. Akhirnya, saya menyerah. Selama ini saya berusaha menyelaraskan banyak hal. Berusaha menyenangkan semua pihak. Berusaha menyelamatkan sebanyak mungkin. I was on the edge, sedikit lagi jatuh. Sampai si anak kecil yang tadinya saya anggap beban, menarik saya menuju pencerahan. Saya mulai bisa berpikir jernih.